Kata-kata yang sering kita dengar tapi kedalaman maknanya tidak bisa disamakan untuk tiap manusia.
Berkorban gak pake mobil demi adik yang mau pergi? Berkorban jarang ketemu teman-teman demi mengurus anak dan rumah? Berkorban mengalah pada keinginan teman?
Di bawah ini, ada sebuah cerita tentang sebuah pengorbanan yang tidak direncanakan, bahkan tidak pernah dibayangkan oleh si pahlawan bahwa yang ia lakukan itu akan pernah ia lakukan dalam hidupnya dengan begitu ringannya.
Seorang siswa SMP yang juga pemain basket sekolah (calon pemain klub dan nasional), suatu hari dihadapkan pada situasi di mana ada seorang siswi bersenjata api naik ke bus yang sedang siswa tadi bersama adik-adiknya.
Tanpa ragu, siswa pemain basket tadi, mengalihkan perhatian siswi bersenjata itu agar tetap mengarahkan senjatanya ke arahnya, agar tidak sampai terarah ke penumpang lain. Siswa itu juga berharap, kalau sampai senjata itu ditembakkan, maka biarlah senjata itu tertembak ke dia saja, tidak ke orang lain.
Pada akhirnya, saat perhatian si siswi bersenjata itu terpecah, siswa tadi berhasil menubruk dan menjatuhkan siswi itu ke lantai bus dan merebut senjatanya. Kemudian siswa itu keluar dari bus dan menyerahkan senjata pada polisi yang sudah bersiaga di luar bus.
Saat diwawancara, siswa itu hanya berkata bahwa dia melakukan semua itu hanya karena khawatir akan ada penumpang lain atau adik-adiknya yang terluka.
Inilah satu bentuk dari sikap rela berkorban yang tidak mudah kita temui di sekitar kita sekarang ini, dan perlu kita tanyakan pada diri kita sendiri, seandainya situasi yang mirip seperti ini terjadi pada kita atau di depan kita, sudahkah jiwa kita tergetar untuk melakukan sesuatu untuk rela mengorbankan diri dengan cara yang serupa demi keselamatan orang-orang di sekeliling kita?
(sumber dalam Bahasa Inggris/source in English)
--
No comments:
Post a Comment